Cilegon // GebrakNasional.com - Ketua Umum Paquron Singandaru Karuhun Banten Indonesia Rahmad Sukendar, menuntut tindakan tegas terhadap PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero terkait pemadaman aliran listrik yang berlangsung selama empat hari di Masjid Nurul Ikhlas, yang juga dikenal sebagai Masjid Agung Cilegon.
Sukendar mengecam tindakan PLN yang dianggap tidak menghormati rumah ibadah, terlebih Masjid Agung yang merupakan ikon dari Pemerintah Kota Cilegon.
Dalam siaran pers yang diterima media pada Rabu (29/1/25), Sukendar mengungkapkan kekecewaannya terhadap manajer area PLN Cilegon yang dinilai tidak memiliki rasa simpati terhadap umat beragama.
“Masjid Agung adalah simbol penting bagi kota ini, dan seharusnya PLN lebih bijaksana dalam mengambil keputusan. Menyambung atau memutuskan aliran listrik tidak boleh dilakukan dengan sembarangan, apalagi tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap masyarakat,” tegasnya.
Sukendar juga mengajukan tuntutan agar Direktur Utama (Dirut) PLN segera mencopot manajer area PLN Cilegon dari jabatannya sebagai bentuk pertanggungjawaban atas kejadian tersebut. “Kami meminta PLN untuk segera mengambil langkah konkret dalam hal ini, agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang,” tambahnya.
Pemadaman listrik yang berlangsung selama beberapa hari di Masjid Agung Cilegon sempat menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat. Masjid ini bukan hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat kegiatan keagamaan dan sosial yang melibatkan banyak umat. Selain itu, Masjid Agung juga merupakan salah satu ikon kebanggaan Kota Cilegon yang memiliki nilai historis dan budaya yang tinggi.
Rahmad Sukendar mengingatkan bahwa rumah ibadah harus dijaga dengan penuh rasa hormat, apalagi bagi umat yang membutuhkan listrik untuk menjalankan kegiatan keagamaan seperti salat berjamaah, pengajian, dan kegiatan sosial lainnya.
Dukungan dan Harapan dari Warga
Banyak warga Cilegon yang turut menanggapi masalah ini, dengan sejumlah tokoh masyarakat dan pemuda setempat mengungkapkan kekecewaannya melalui berbagai saluran komunikasi. Beberapa warga berharap agar PLN segera memberikan penjelasan terkait pemadaman tersebut dan mengedepankan prinsip pelayanan publik yang profesional dan beradab.
“Semoga kejadian ini bisa menjadi pelajaran agar tidak ada lagi pemadaman listrik yang mengganggu aktivitas masyarakat, terutama di rumah ibadah,” ujar seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Dengan adanya desakan dari berbagai pihak, harapan besar kini tertuju pada PLN untuk segera menyelesaikan masalah ini dengan bijak dan memberikan solusi yang dapat mencegah terulangnya insiden serupa di masa depan.
(Wie)
Tidak ada komentar:
Tulis komentar