Jumat, 06 September 2024

Jokowi Buka IISF 2024, Tekankan Pentingnya Kolaborasi Global Hadapi Perubahan Iklim

Presiden Jokowi menyampaikan sambutannya dalam Opening Ceremony Indonesia International Sustainability Forum (IISF) 2024, yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Kamis, 5 September 2024. 

Jokowi menuturkan bahwa Indonesia berkomitmen untuk memberikan kontribusi signifikan dalam mencapai net zero emission melalui berbagai potensi energi hijau.


JAKARTA, GebrakNasional.Com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan pentingnya melibatkan kolaborasi global dalam menangani perubahan iklim. Ia menyampaikan bahwa masalah tersebut tidak dapat terselesaikan apabila dunia masih menggunakan pendekatan ekonomi dan mementingkan egosentris.


Hal tersebut disampaikan Jokowi dalam sambutannya dalam Opening Ceremony Indonesia International Sustainability Forum (IISF) 2024, yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Kamis, 05 September 2024.


“Untuk menyelesaikannya butuh pendekatan yang kolaboratif, butuh pendekatan yang berperikemanusiaan, dan kolaborasi antara negara maju dan berkembang, dan juga kemanusiaan agar prosesnya tidak mengorbankan kepentingan rakyat kecil,” ucapnya.


Jokowi menegaskan, ekonomi hijau tidak hanya mengenai perlindungan lingkungan, tetapi tentang menciptakan kesejahteraan yang berkelanjutan bagi masyarakat. Presiden menuturkan bahwa Indonesia berkomitmen untuk memberikan kontribusi signifikan dalam mencapai net zero emission melalui berbagai potensi energi hijau.


“Indonesia memiliki potensi energi hijau yang melimpah, mencapai lebih dari 3.600 gigawatt. Kami juga memiliki PLTS, PLTS Apung Pembangkit Listrik Tenaga Surya Apung di Waduk Cirata dengan kapasitas 192 megawatt peak (MWp) terbesar di Asia Tenggara dan terbesar ketiga di dunia,” jelasnya.


Jokowi juga menjelaskan, Indonesia memiliki hutan mangrove seluas 3,3 juta hektare yang dapat menyerap karbon secara efektif dan memiliki salah satu kawasan industri hijau terbesar di dunia.


Namun, kata dia, hal tersebut tidak dapat memberi dampak signifikan apabila dukungan serta akses riset dan teknologi masih terbatas.


“Semua itu tidak akan memberi dampak signifikan bagi percepatan penanganan dampak perubahan iklim selama negara maju tidak berani berinvestasi, selama riset dan teknologi tidak dibuka secara luas, dan selama pendanaan tidak diberikan dalam skema yang meringankan negara berkembang. Tiga hal itu penting untuk menjadi catatan kita semuanya,” tegasnya.


Jokowi mengajak semua pihak untuk bergabung dalam upaya global tersebut. Ia berharap, Forum IISF dapat menjadi tempat bertemunya pengetahuan, pengalaman, dan sumber daya untuk berkolaborasi menghadapi tantangan iklim global.


“Indonesia sangat terbuka bermitra dengan siapapun untuk memaksimalkan potensi bagi dunia yang lebih hijau, untuk memberikan akses energi hijau yang berkeadilan, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan,” tuturnya.


Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam kegiatan tersebut, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid, dan Pj. Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono. Tampak hadir juga Wakil Perdana Menteri Malaysia Fadillah Yusof, dan Menteri Koordinator Keamanan Nasional Singapura Teo Chee Hean.


Sumber: BPMI Setpres

Show comments
Hide comments
Tidak ada komentar:
Tulis komentar

Berita Terbaru

Back to Top