Selasa, 20 Agustus 2024

Eliminasi TBC Demi Indonesia Jadi Kuat, DPR Luncurkan Kaukus Tuberkolosis

Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Emanuel Melkiades Laka Lena. 

JAKARTA, GebrakNasional.Com – DPRI RI bersama Global Health Strategies (GHS) meluncurkan Kaukus Tuberkolosis di Gedung Nusantara, DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin, 19 Agustus 2024.


Agenda yang mengusung tema “Eliminasi TBC 2030: Nusantara Sehat, Indonesia Kuat” ini bertujuan memperkuat komitmen parlemen untuk memerangi tuberkolosis (TBC) di Indonesia.


Membidangi pengawasan sektor kesehatan, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Emanuel Melkiades Laka Lena akan mendukung penuh setiap upaya pemberantasan tuberkulosis di Indonesia melalui pengembangan kebijakan berbasis data dan bukti sains yang kuat.


Menurutnya, hal ini penting agar strategi pencegahan maupun penangan bisa berjalan efektif dan efisien sekaligus diterima dengan baik oleh publik.


“Kaukus Tuberkulosis DPR Rl juga akan mendukung inovasi dalam penanganan tuberkulosis, termasuk pengembangan teknologi mutakhir untuk pencegahan, diagnosis, dan pengobatan. Penggantian tes berbasis dahak dengan tes molekuler cepat yang lebih efisien adalah salah satu langkah penting untuk meningkatkan akurasi dan kecepatan deteksi tuberkulosis,” jelas Melki, sapaan akrabnya.


Untuk diketahui, penyakit TBC masih menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia. Berdasarkan data WHO Global TB Report 2023, ada 10,6 juta orang di dunia yang jatuh sakit karena TBC.


Selain itu, kasus meninggal dunia akibat TBC mencapai 1,3 juta orang. Berangkat dari peristiwa ini, Indonesia menjadi satu negara dari delapan negara yang menyumbang dua pertiga kasus TBC global, dengan beban kasus baru mencapai lebih dari satu juta.


Berdasarkan laporan Sistem Informasi Tuberkulosis (SITB) milik Kementerian Kesehatan tahun 2023, ada sebanyak 821.200.


Untuk itu, akselerasi pemberantasan TBC menjadi salah satu prioritas utama bagi Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Periode 2024-2029 untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat Indonesia.


Maka dari itu, pemerintah menargetkan penurunan kejadian TBC menjadi 65 orang per 100 ribu penduduk pada tahun 2030.


Peluncuran Kaukus TBC DPR RI ini menjadi bukti tekad dan semangat untuk melawan TBC secara lebih efektif.


Kaukus ini terbuka untuk seluruh fraksi dan komisi sehingga dukungan politik yang terbentuk menjadi berlanjut tanpa henti.


Selain mengumpulkan dukungan politik, kaukus ini akan berusaha menghapus stigma negatif yang melekat dengan TBC.


Stigma ini sering kali menjadi penghalang utama bagi orang dengan TBC untuk mendapatkan perawatan yang dibutuhkan.


Penghapusan stigma ini menjadi perhatian khusus dari Anggota Komisi IX DPR RI, Putih Sari.


Ia menegaskan, kelompok rentan terhadap TBC harus memperoleh dukungan positif agar segera pulih.


Dengan adanya kaukus ini, Putih berharap Pemerintah Indonesia beserta Parlemen mendapatkan dukungan penuh dari dunia internasional untuk memerangi TBC.


“Sampai sekarang, Global TB Caucus telah meluncurkan 60 Kaukus TBC Nasional di seluruh dunia dan lebih dari 2.500 anggota parlemen dari 150 negara telah bergabung dalam jaringan kami,” tutur Putih Sari yang juga Co-Chair of Asia Pacific TB Caucus ini.


Politisi Fraksi Partai Gerindra itu juga menjelaskan, Kaukus TBC DPR Rl ini akan menjadi bagian dari jejaring internasional anggota parlemen yang tergabung dalam Global TB Caucus untuk memperkuat komitmen politik lintas wilayah geografis.


Baginya, dukungan DPR RI sangat diperlukan untuk memperkuat komitmen politis dan mendukung kerja sama dengan semua pihak yang terlibat.


Tidak hanya itu saja, ia menilai Kaukus TBC DPR RI berpeluang untuk meningkatkan efektivitas kebijakan, memperkuat pengawasan, dan memastikan langkah dari program eliminasi TBC mendapatkan sumber daya yang memadai.


Menanggapi, Co-Chair of Asia Pacific TBC Caucus Warren Entsch berharap peluncuran kaukus ini menjadi pencapaian besar bagi Indonesia untuk memerangi TBC, khususnya Indonesia.


“Kaukus hanyalah sebuah platform, yang penting adalah apa yang Anda lakukan dengan platform itu. Bagaimana Anda menggunakan suara Anda untuk berbicara bagi mereka yang tidak memiliki suara untuk ambil tindakan yang mendukung yang sangat membutuhkan dukungan,” pungkasnya. (*/red)

Show comments
Hide comments
Tidak ada komentar:
Tulis komentar

Berita Terbaru

Back to Top