Serang // GebrakNasional.com – Ditengah lonjakan harga telur ayam yang kian meroket, peternak ayam petelur malah mengalami kerugian setelah ratusan ayam petelurnya mati dan puluhan ribu telur membusuk, hal ini disebabkan karena hampir sepekan para pekerja tidak dapat memberikan pakan dan air ke dalam kendang, hal itu dikarenakan lokasi peternakan disegel oleh pemerintah kabupaten serang, untuk meminimalisir kerugian pemilik peternakan terpaksa menjual ayam petelur dengan harga murah yang jauh dari harga pasaran ayam saat ini.
Harga telur yang kini mencapai tiga puluh lima ribu rupiah perkilogram di kabupaten serang, banten, tidak menjadikan pemilik ternak ayam petelur untung malah dengan terpaksa dirinya harus gulung tikar dan semuma karyawan yang bekerja di peternakan tersebut pun kini harus kehialngan mata pencahariannya, Ari selaku pekerja sekaligus yang bertanggung jawab di peternakan tersebut mengatakan, dirinya sangat menyayangkan dengan keputusan yang di ambil oleh Pemerintah Kabupaten Serang atas penyegelan terhadap peternakan tempat dirnya bekerja. Kamis (27/07/23)
“untuk permasalahan tepatnya saya sendiri kurang terlalu faham, solanya saya hanya bertanggung jawab untuk merawat ayam dan mengumpulkan telur dari kendang ayam, dan sudah beberapa hari in ikan kita ga bisa kerja karna di segel,” ujar Ari.
Setelah hampir sepekan para pekerja di peternakan ayam petelur yang berlokasi di kampung cadasngampar, desa sukamenak, kecamatan cikeusal, kabupaten serang, Banten, akhirnya diperbolehkan untuk memberikan pakan serta air minum untuk tiga puluh ribu ekor ayam petelur yang berada didalam kendang, saat berada didalam kandang para pekerja pun dikejutkan dengan ratusan ekor ayam yang mati serta puluhan ribu ayam lainnya dalam kondisi memprihatinkan di karenakan kurang makanan serta minum.
“pertama kali masuk kami sempat kaget karna ratusan ayam sudah mati, bahkan beberapa sudah membusuk, di tambah puluhan ribu ayam lainnya juga kondosinya kurang bagus, mungkin karna terlalu lama di biarkan ga ke urus, yah ahirnya kamu coba ambilin ayam yang mati, trus kami bakar di tempat pembakaran, trus pekerja yang lain juga buru – buru ngasih pakan serta minumannya supaya yang masih tersisa bisa di selamatkan,” jelas Ari.
Lanjut Ari, Tidka hanya itu, puluhan ribu butir telur ayam juga membusuk akibat dibiarkan terlalu lama hingga ahirnya menumpuk di kandang, seluruh pekerja langsung mengumpulkan dan mensortir puluhan ribu telur yang masih dapat diselamatkan untuk dijual kembali, pemilik peternakan juga berinisiatif menjual ayam petelur dengan harga murah untuk mengurangi nilai kerugian serta membayar gaji puluhan pekerja di peternakan tersebut.
“sebenarnya kasian saya sama pemilik ternak, solanya telur yang kita kumpulin juga kebanyakan udah pada busuk yah ahirnya kita sortir agar bisa di jual, ketambah sekarang juga ayam nyam au di jual murah sama pemilik kandang buat nutupin kerugian juga kan karyawan yang kerja belum pada di gajih,” Tandasnya.
Seperti diketahui peternakan ayam petelur milik PT Suberejeki Baru Semesta telah melakukan aktifitas peternakan di kampung cadasngampar, Desa sukamenak, Kecamatan Cikeusal, Kabupaten Serang, Banten, selama hampir tujuh tahun terakhir dan memiliki empat puluh lima pekerja yang menggantungkan hidup dari bekerja dipeternakan tersebut.
Ditengah lonjakan harga telur ayam yang terus meroket, peternakan ayam petelur yang menghasilkan telur ayam sebanyak 3 ton perhari ini harus menghentikan aktifitas peternakan lantaran terbentur izin dan perda kabupaten serang yang memungkinkan berkurangnya pasokan telur ayam di wilayah kabupaten dan kota serang, serta hilangnya pekerjaan bagi empat puluh lima pekerja yang tinggal tidak jauh dari lokasi peternakan. (Wie/Red)
Tidak ada komentar:
Tulis komentar