Belanda // GebrakNasional.com - Tim Golok Polda Banten kembali mengunjungi salah satu museum yang ada di Belanda. Kali ini tim mengunjungi Bronbeek Museum pada Jumat (16/12) pukul 14.30 hingga 16.00 waktu setempat, merupakan museum ke-3 yang dikunjungi tim.
Bronbeek Museum berlokasi di Arnhem, Belanda yang dikelola oleh Kementerian Pertahanan Belanda, tidak hanya terdapat museum, namun kawasan dengan luas sekitar 3 hektar tersebut juga menjadi tempat untuk tinggal para veteran perang termasuk tentara KNIL yang dulu berdiam di Indonesia dan peringatan atau commemoration korban perang Belanda di beberapa negara termasuk Indonesia dengan mendirikan tugu-tugu peringatan.
Kabid Humas Polda Banten Kombes Pol Shinto Silitonga yang ikut dalam kunjungan tersebut mengatakan jika tim ditemui oleh Johanes van den Akker yang adalah Wakil Kepala Museum juga kurator benda seni koleksi museum. "Tim berdiskusi spesifik tentang koleksi Golok Banten dan gambar bendera Kesultanan Banten yang sudah didapatkan infomasinya oleh Tim Golok Polda Banten di Museum Maritim Nasional sebelumnya," kata Shinto.
Kemudian tim diajak melihat beberapa koleksi, terlihat benda seni jenis Keris Bali yang terpajang bersama dengan gambar-gambar lainnya. "Hans, panggilan akrab Wakil Kepala Museum tersebut mengakui terdapat banyak golok yang dikoleksi oleh museum, namun diketahui secara umum bahwa golok tersebut berasal dari Jawa tanpa spesifikasi rinci asalnya," tambah Shinto.
Tim tidak dapat melihat koleksi golok karena kondisi museum yang sedang dalam renovasi. "Kami disarankan untuk dapat melihat katalog online di website www.bronbeek.nl juga dalam buku Katalog Museum yang juga sudah diperoleh Tim Polda Banten dari reservasi," ujar Shinto.
Selanjutnya Tim Polda Banten memberikan Buku The Golok karya Kapolda Banten Irjen Pol. Prof. Dr. Rudy Heriyanto untuk menjadi tambahan koleksi di bibliothek atau perpustakaan museum.
Hans yang juga fasih berbahasa Indonesia mengaku senang atas kunjungan Tim Polda Banten dan berterimakasih kepada Kapolda Banten atas pemberian Buku The Golok. “Selain menambah koleksi, tentu saja isi buku ini menjadi sumber informasi penting bagi kami untuk menselaraskan narasi dan nilai budaya pada benda seni yang selama ini menjadi koleksi museum, buku ini menjadi referensi buat museum kami,” ucap Hans.
Hans membuka diri untuk korespondensi melalui email dalam bertukar informasi yang dibutuhkan Polda Banten untuk mendukung niat mendaftarkan Golok Banten ke Unesco. "Tim akan selalu berkomunikasi dengan semua pihak untuk mendukung niat mendaftarkan Golok Banten ke Unesco," ungkap Shinto.
Shinto menjelaskan Kapolda Banten Irjen Pol. Prof. Dr. Rudy Heriyanto juga memperkenalkan culture approach policing atau pemolisian dengan pendekatan budaya untuk mengangkat kredibilitas Polda Banten di masyarakat Banten. "Pada HUT Bhayangkara ke-76, Polda Banten menggelar debus 200 polisi, dimana debus adalah warisan budaya yang hingga kini masih hidup dan mengakar di Banten," tuturnya.
Kemudian pada November 2022 lalu, Kapolda Banten menggelar Seminar Internasional Golok Banten di Mata Dunia, diikuti tidak hanya peserta lokal, nasional juga internasional dari 12 negara baik yang hadir online juga offline.
Menindaklanjuti Seminar Internasional Golok Banten di Mata Dunia tersebut, sejak 14 Desember 2022, Kapolda Banten bahkan mengirimkan tim, 2 pejabat utama dan 1 expert tentang Golok Banten untuk mengidentifikasi values Golok Banten di komunitas masyarakat Belanda juga untuk menjadi narasumber dalam Seminar Internasional Pencak Silat dan Seni Golok Banten yang diselenggarakan oleh Nedelandse Pencak Silat Federatie pimpinan Olivier Blancquaert sebagai tahapan untuk merealisasikan niat luhur Kapolda Banten mendaftarkan Golok Banten sebagai warisan budaya dunia di Unesco.
“Pemolisian berbasis pendekatan budaya Kapolda Banten menjadi strategi jitu untuk meningkatkan kredibilitas Polri dan niat luhur Kapolda Banten Irjen Pol. Prof. Dr. Rudy Heriyanto mendaftarkan Golok Banten ke Unesco mendapat dukungan penuh tidak hanya oleh Pemda, tokoh budaya juga masyarakat Banten secara luas. Kami sangat termotivasi untuk bisa mengidentifikasi dan menginventarisasi pelestarian budaya Golok Banten di komunitas masyarakat Belanda,” kata Kabidhumas Polda Banten yang berkempatan berangkat bersama tim ke Belanda. (Wie/Red)
Tidak ada komentar:
Tulis komentar