Rabu, 16 November 2022

Kapolresta Serang Kota Melaksanakan Kegiatan Focus Group Discussion (FGD) oleh Divisi Humas Polri


Serang // GebrakNasional.com - Kapolresta Serkot membuka kegiatan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema "Teroris Adalah musuh kita bersama" di Aula Ousvia Polresta serkot pada Rabu, (16/11/22)

Kombes pol. Nugroho Arianto kapolresta serkot menerima kunjungan dan melaksanakan kegiatan diskusi tentabg Focus Group Discussion (FGD) oleh Divisi Humas Polri, hadir dalam kegiatan tersebut Kabag penum Divisi Humas Mabes Polri Kombes Pol Nurul Azizah, kesempatan ini bertujuan untuk pemahaman tentang perihal bahayanya radikalisme.


Kabag Penum Divisi Humas Mabes Polri, Kombes Pol Nurul Azizah berujar, diskusi melawan radikalisme memang idealnya berlangsung di 34 Polda se'Indonesia. Namun 2022 ini, baru bisa digelar di 24 kepolisian daerah termasuk Polda Banten hari ini.

Dan hadir pula dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) tokoh Agama Embay Mulya Syarif, serta Bhabinkamtibmas jajaran Polsek Polresta serkot dengan mengundang Akademisi, mahasiswa dan mahasiswi perguruan tinggi di kota Serang.


Kegiatan seperti ini bisa lebih digiatkan lagi, karena khawatir generasi muda saat ini yg mencari pelajaran agama dari medsos misalnya, itukan tidak bisa dipertanggung jawabkan kadang-kadang seperti itu," ujar Embay Mulya Syarif.

Belajar agama dari media sosial (medsos) tanpa mengerti secara jelas artinya, bisa membuat seseorang terpapar radikalisme. Setidaknya itu yang disampaikan oleh tokoh agama sekaligus tokoh masyarakat Banten, Embay Mulya Syarif.

Embay bercerita dikisaran 1994, pernah ada sebuah deklarasi menentang Pancasila di Banten. Oleh penguasa saat itu diberi nama Kelompok Kecil Penentang Pancasila (K2P2).

"Akar masalah dari radikalisme dan terorisme itu kan NII, mereka ingin mendirikan negara Islam Indonesia. Di Banten ini tahun 1994 pernah ada deklarasi yang dinamakan oleh pemerintah ketika itu K2P2, artinya memang cikal bakal gerakan radikal dan terorisme adalah NII itu," terangnya.

"Diharapkan program seperti ini diperbanyak, lalu kita kolaborasi di jajaran kepolisian, masyarakat dan juga TNI," jelasnya.

"Saya tidak mengkritisi separah apa medsos, tapi ketika seseorang belajar suatu apapun, baik agama maupun ilmu pengetahuan, sebaiknya memang ada yang membimbing dan yang membimbing tersebut ke arah yang benar," ujar Kombes Pol Nurul Azizah, di tempat yang sama.

Diskusi itu juga mendengarkan paparan dari salah satu mantan pelaku terorisme yang sudah mengikrarkan diri kembali ke pelukan merah putih. Salah satunya menerangkan bahwa pemikiran radikal serta tindakan teror bisa merasuki siapa saja, bahkan anggota TNI maupun Polri.

Sehingga diskusi untuk mencegah radikalisme dan terorisme bersama masyarakat, bisa dilakukan secara berkala.

"Alhamdulillah dengan kegiatan ini, ini merupakan suatu pencerahan bagi masyarakat. Ini upaya pencegahan, dengan pengalaman yang diberikan oleh salah satu mantan Napiter, Harapan kami kegiatan ini bisa dilakukan terus lagi, Continue" ujar Kapolresta Serang Kota, Kombes Pol Nugroho Arianto. (Wie/Red)



Show comments
Hide comments
Tidak ada komentar:
Tulis komentar

Berita Terbaru

Back to Top