Rabu, 13 Juli 2022

Semangat Idul Adha, NU Kab Serang Bagikan daging Kurban untuk Masyarakat

Serang // GebrakNasional.com - NU Care Lazisnu  Kabupaten Serang menyembelih hewan kurban sebanyak dua sapi dan delapan ekor kambing. Kegiatan tersebut dilakukan pada dua zona, penyembelihan pertama di Pondok Pesantren Nur Elfalah, Kubang Petir, Kab Serang. Dan penyembelihan kedua di Kantor PCNU Kab. Serang, pada Selasa (12/7). 
 
Ketua NU Care Lazisnu  Kab Serang Ahmad Edwar menyampaikan, pada tahun ini pihaknya diberi kesempatan untuk berkurban dua sapi dan delapan ekor kambing. Target pendistribusian hewan kurban tersebut kepada masyarakat Kab Serang yang kurang mampu.
"Hasil dari kurban itu, kita bagi-bagikan kepada masyarakat yang membutuhkan," ujar Edwar.
Bulan puasa kemarin, ada data orang dhuafa dan fakir miskin, ada 250 kurang lebih menjadi prioritas pendistribusian hewan qurban," lanjutnya. 


Di tempat yang sama, Ketua PCNU Kab Serang Kiai M Robi Uzt, mengungkapkan rasa syukurnya kepada para dermawan yang sudah mempercayai Lazisnu PCNU Kab. Serang.
"Insya Allah, kurban ini kita niatkan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT dan lebih takwa," tuturnya.

Idul Adha disebut juga sebagai Idul Kurban, lanjut Gus Robi, merupakan substansi dari keteladanan Nabi Ibrahim kepada Allah SWT, yang begitu sabar merelakan putranya, Nabi Ismail.
"Artinya kita bisa mengambil petikan dari keteladanan Nabi Ibrahim, untuk mereduksi sifat hewani segera disembelih atau diqurbankan, untuk menuju jalan Ilahiah," lanjutnya.
"Semoga PCNU Kab Serang melalui lembaganya lebih aktif lagi dalam menyiarkan Islam Ahlusunnah Wal Jama'ah dan menebar nilai kebermanfaatan," imbuhnya.

Ia menerangkan, bahwa ada tiga dimensi dalam Idul Kurban. Pertama dimensi trasenden, bahwa ini (Kurban) semata-mata bukti keimanan seseorang kepada Allah SWT.
Kedua, dimensi psikis, bahwa sebagai manusia (berakal), namun jika akal itu berkurang, maka sifat hewani yang akan menang. Melalui ibadah kurban, Allah SWT mengingatkan manusia sebagai yang berakal agar bisa mengendalikan sifat hewani.
 
"Terakhir, dimensi sosiologis, bahwa setelah niat lillahi ta'alanya dan sudah menyebelih sifat-sifat hewani diri kita, maka dengan begitu kembali ke sosial, hablumminannas," tandas Gus Robi. (Wie/Red)

Show comments
Hide comments
Tidak ada komentar:
Tulis komentar

Berita Terbaru

Back to Top